Butterfly [part2]


Kita tidak akan menyadari bahwa kematian begitu dekatnya, sampai itu terjadi pada orang terdekat kita. Kalian boleh tidak setuju, tapi itulah yang terjadi sama saya.

Seorang sahabat, adik, teammate, atau apalah sebutannya, kamu mendadak hilang di antara saya, diantara kami, yang selalu bersama kamu selama 7 bulan terakhir. Saya tahu kamu punya penyakit, yang tidak saya tahu adalah bahwa penyakit itu menyakiti kamu terlalu jauh. Padahal, kalo saya lihat kamu, kamu selalu aktif, ceria, bersemangat dan hobi sekali bercerita di twitter.

Pertama kali dulu kita team building, saya ga pernah menyangka kalo kita akan satu tim lagi. Dan di tim yang kedua itu, Tuhan ingin memeluk kamu sebelum kita menyelesaikan tugas kita.

Hari itu, hari Kamis. Saya harus berlari-lari gara-gara telat. Baru juga duduk, salah seorang teman baik saya menelpon saya yang baru saja duduk dengan napas terengah-engah. Terpaksa saya reject telponnya gara-gara dosen melihat saya. Baru selesai mereject telpon, 2 orang kawan kita menelpon saya lagi. Entah kenapa saat itu saya jadi mulai merasa "ada apa?" Kenapa banyak yang menelpon saya pagi-pagi. Dan, saat saya meng-sms rekan satu tim kita itu, berita tak mengenakkan itu terkirim.

Kalo kamu tanya perasaan saya waktu adalah saya tidak percaya. Benar-benar tidak percaya. Kamu, baru saja saya kunjungi di rumah sakit, tidak terlalu sehat memang, tapi juga tidak terlihat sakit *atau kamu berusaha menahan sakitnya?* Sampai saya diyakinkan dan menyambangi rumahmu, saya baru bisa menerima, kamu uda ga ada.

Dan hari ini, tepat 2 bulan. Tapi saya selalu merasa kalo kamu ada di tengah-tengah kita. Apalagi kalo liet foto-foto yang habis saya cetak itu. Banyak kenangan yang tercetak. mau itu kenangan seneng-senengnya kita, bahkan sampe kenangan yang rancu itu ada semua. Saya tahu, saya tidak boleh sedih, saya hanya merasa beruntung pernah kenal sama kamu. Dan video yang saya buat ini, jujur, ga kuat pas bikinnya. Kalo ngga mau di puter pas MBC, saya ga bakalan mau bikin. Kalau kamu mau tahu, harus Ridwan yang nge-convert video ini. Kamu pasti tahu alasannya.

Dan kedatangan kupu-kupu pas closing itu, saya tahu kamu datang. Saya yakin itu. Dan beberapa diantara kita pun menyadari hal tersebut.

Dear Erry Rizkianto Rendi Saputro, bobo yang tenang yaa di surga sana. Kita semua sayang Erry :)

5 Responses


  1. ririn Says:

    hooo,, apid.. ikut bela sungkawa yoo.. aku liat videonya sedih,hehe



  2. riefian Says:

    dek erry emang sakit apa? innalillahi wainnailahi rojiun... ak napa baru tau ya...