Ketika Don't Judge the Book From Cover Ga Berlaku
Liburan minggu terakhir kemaren bener-bener bikin BT. Gara-gara kelamaan libur kali ya, jadi bosen banget. Daripada di rumah kerjaan aphied tambah gag jelas, mending keluar rumah deh.
see, pilihan tempat refreshing jatuh ke Gramedia Pandanaran.
Niat semula adalah mo cari novel apa aja deh, yang penting bagus dan bukan dari bangsa chicklit atau novel-novel horor. Liet di rak buku laris, ah,,bosan sangadh liet displaynya masih Stephenie Meyer's series a.k.a twilight dan sekuelnya. .
Berjalan ke novel Indonesia, ada satu buku yang covernya eye catchy banget. Liet Judulnya " 9 Matahari " , diem sejenak, mikir. Hmm,,ni novel ceritanya kaya gimana ya? ko ga pernah masuk resensi-resensi buku di majalah.
Liet cover belakang, wah, wah, , orang-orang top yang kasih testimonial di belakangnya. Ada kak Seto, Shanaz Haque. Ada juga dari kalangan akademisi Prof. Dedy Mulyana, Guru Besar Fikom UNPAD, ada Bung Effendi Ghazali juga. menarik. . .menarik. .
Biasanya kalo aphied beli buku sih udah ada baca resensinya dulu baru beli. Lha ini, uda buta cerita, milih berdasarkan cover lagi. Tapi, ternyata, isinya bagus beud !
Tokoh utama bernama Matari, seorang berasal dari keluarga kurang mampu yang berjuang keras untuk bisa kuliah. Dia harus bekerja sambil kuliah, bahkan untuk membayar uang pangkal masuk universitas pun dia harus berhutang terlebih dahulu.
Membaca novel karangan Adenita yang lulusan UNPAD ini aphied jadi berfikir, klo sebenernya ni novel berdasarkan pengalaman yang difiksikan *mungkin*. Ya, entahlah. .
Efek samping dari baca novel 9 Matahari pastinya adalah bisa bikin kita bersyukur karena udah dikasih kesempatan buat mencicipi bangku kuliah. Kalo mau liet realitas dunia pendidikan Indonesia, haaa *menghela nafas*, anak usia SD aja malah banyak yang berada di jalanan, bukannya duduk di bangku sekolah. .*jadi sedih*
see, pilihan tempat refreshing jatuh ke Gramedia Pandanaran.
Niat semula adalah mo cari novel apa aja deh, yang penting bagus dan bukan dari bangsa chicklit atau novel-novel horor. Liet di rak buku laris, ah,,bosan sangadh liet displaynya masih Stephenie Meyer's series a.k.a twilight dan sekuelnya. .
Berjalan ke novel Indonesia, ada satu buku yang covernya eye catchy banget. Liet Judulnya " 9 Matahari " , diem sejenak, mikir. Hmm,,ni novel ceritanya kaya gimana ya? ko ga pernah masuk resensi-resensi buku di majalah.
Liet cover belakang, wah, wah, , orang-orang top yang kasih testimonial di belakangnya. Ada kak Seto, Shanaz Haque. Ada juga dari kalangan akademisi Prof. Dedy Mulyana, Guru Besar Fikom UNPAD, ada Bung Effendi Ghazali juga. menarik. . .menarik. .
Biasanya kalo aphied beli buku sih udah ada baca resensinya dulu baru beli. Lha ini, uda buta cerita, milih berdasarkan cover lagi. Tapi, ternyata, isinya bagus beud !
Tokoh utama bernama Matari, seorang berasal dari keluarga kurang mampu yang berjuang keras untuk bisa kuliah. Dia harus bekerja sambil kuliah, bahkan untuk membayar uang pangkal masuk universitas pun dia harus berhutang terlebih dahulu.
Membaca novel karangan Adenita yang lulusan UNPAD ini aphied jadi berfikir, klo sebenernya ni novel berdasarkan pengalaman yang difiksikan *mungkin*. Ya, entahlah. .
Efek samping dari baca novel 9 Matahari pastinya adalah bisa bikin kita bersyukur karena udah dikasih kesempatan buat mencicipi bangku kuliah. Kalo mau liet realitas dunia pendidikan Indonesia, haaa *menghela nafas*, anak usia SD aja malah banyak yang berada di jalanan, bukannya duduk di bangku sekolah. .*jadi sedih*
Belajar setinggi mungkin hingga bangku kuliah itu penting.Tp yg lebih penting lg adalah bagaimana membuka lapangan pekerjaan setelah lulus kuliah nanti. :)
wah aphied suka bgt ama novel yah...
alhamdulillah aku jg bisa nyicipin bangku kuliah,,,
treus bagaimana tuh ending ceritanya?
apakah sesuai dengan cita-citanya dahulu?
@ andri:
ok deh dok. .
@ ripp:
iya ripp. . .^^
@ arvernester:
y bgtlah. . .
sepertinya sampulnya sederhana aja..